Sabtu, 12 Agustus 2023

FUJI77 | FUJI 77 Camat Junrejo Ajak Masyarakat Berwirausaha Melalui Pengolahan Sampah

Pemerintah Kota Batu tengah fokus menekan sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Desa Tlekung, Kota Batu, Jawa Timur. Salah satunya dilakukan oleh Camat Junrejo, Dian Saraswati dengan mengingatkan masyarakatnya bahwa sampah memiliki nilai ekonomis.



Dian mengatakan, di wilayah kerjanya terdapat puluhan bank sampah yang dikelola secara swadaya. Sebagai informasi, di Kecamatan Junrejo terdapat tujuh desa/ kelurahan diantaranya, Desa Beji, Kelurahan Dadaprejo, Desa Junrejo, Desa Mojorejo, Desa Tlekung, Desa Pendem dan Desa Torongrejo.

"Setiap RW bisa ada dua, lima bank sampah, di Kelurahan Dadaprejo itu ada sekitar 15 bank sampah," kata Dian pada Kamis (10/8/2023).

Dian mengatakan, sebagian masyarakat telah memiliki kesadaran untuk memilah sampah anorganik. Seperti botol plastik, plastik kemasan, kaleng bekas, besi dan lainnya yang kemudian dijual ke bank sampah.

Menurutnya, bila bank sampah dikelola dengan baik dapat memperoleh profit yang tidak sedikit. Selain itu, dapat sedikit meringankan kondisi ekonomi masyarakat.

"Masyarakat atau nasabah bank sampah dapat merasakan manfaatnya, meskipun nilainya tidak besar. Biasanya dapat dirasakan ketika seperti menjelang Hari Raya Idul Fitri, ada yang diberikan dalam bentuk sembako, ada yang bentuk uang," ujar Dian.

Meski begitu, untuk pemilahan sampah organik dan lainnya belum semua masyarakat menyadari hal itu. Padahal, dari pengelolaan sampah tersebut juga terdapat nilai ekonomis yang bisa diperoleh.

Dian mengungkapkan, saat ini banyak masyarakat di berbagai daerah lainnya sedang mengembangkan budidaya maggot sebagai pakan ternak melalui sampah organik. Kemudian, bila masyarakat ingin mendapatkan nilai ekonomis lebih dari sampah dapat membuat kerajinan tangan dan inovasi atau kreativitas lainnya.

"Di Kota Batu, ini contoh ada sampah pampers menjadi pot, tapi setahu saya belum banyak, artinya ada nilai ekonomisnya, atau membuat lampu hias dari plastik, ini sebenarnya ada potensi ekonomi dari pengelolaan sampah bila bisa dipilah dengan benar dan tepat, begitu juga cara usahanya," tambah Dian.

Menurutnya, semakin banyak pihak yang berperan dalam pengolahan sampah, maka dapat menekan produksi sampah di Kota Batu. Bahkan, hal itu bisa menjadi peluang usaha pribadi atau profesional.

"Seperti ada usaha pencacahan sampah plastik, budidaya maggot untuk pakan ternak dan lainnya. Ini anak-anak muda saat ini juga trennya ada yang usaha seperti ini, karena kalau dikelola secara profesional maka benar-benar bisa menguntungkan," ujar Dian.

Dian juga telah mensosialisasikan kepada perwakilan pengurus RT/ RW, ibu-ibu PKK dan lainnya untuk memilah sampah dari rumah. Penandatanganan komitmen bersama terkait pengelolaan sampah yang baik juga dilakukan seluruh perwakilan kepala desa dan lurah.

"Menggalakkan kembali kegiatan memilah sampah dari rumah, yang penting semangat awalnya membangun kesadaran bersama atau semua pihak, bahwa pengurangan sampah yang masuk ke TPA Tlekung merupakan tanggungjawab bersama, bukan hanya Pemkot Batu," pungkas Dian.

Pihaknya juga mendorong seluruh desa/ kelurahan di wilayahnya wajib memiliki TPS3R. Saat ini, jumlah TPS3R di wilayah Kecamatan Junrejo hanya ada satu yang beroperasi di Kelurahan Dadaprejo.

Sementara itu, di Desa Junrejo untuk progres TPS3R masih sebatas adanya bangunan hanggar. Namun, untuk operasional yang ada belum berjalan. Kemudian, bagi desa yang belum memiliki TPS3R disarankan menggunakan lahan tanah kas desa.

"Nantinya seluruh TPS3R yang ada di Kecamatan Junrejo diminta berkolaborasi dengan bank sampah. Untuk pengelolaannya (TPS3R) bisa melalui BUMDes (Badan Usaha Milik Desa), karena ada kegiatan usahanya dan perputaran ekonomi," kata Dian.

Selanjutnya, untuk anggaran pengelolaan sampah dan membangun TPS3R didorong melalui APBDes. Dian mengatakan, selama ini beberapa desa di Kecamatan Junrejo sudah menganggarkan tetapi belum menjadi prioritas.

Kemudian, pemerintah desa juga diminta untuk menyusun peraturan desa (perdes) tentang persampahan melalui musyawarah desa.

"Rata-rata setiap desa, setiap harinya menghasilkan sampah tiga ton, ini terus bersama-sama diupayakan untuk ditekan angkanya. Seharusnya residu sampah yang masuk ke TPA tidak lebih dari 15 persen, residunya. Artinya 85 persen sampah itu bisa bernilai ekonomis," ujar Dian.

Sebagai informasi, jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Pemkot Batu tengah fokus menekan sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Desa Tlekung, Kota Batu, Jawa Timur.

Hal itu setelah adanya desakan masyarakat beberapa waktu lalu memblokade jalan TPA Tlekung karena Pemkot Batu dinilai tidak sanggup menuntaskan bau yang ada selama bertahun-tahun.

Tidak ada komentar: